CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 24 November 2013

Sajak (Lagi)

Lagi.
Untuk kesekian kalinya lagi.
Lagi-lagi seperti ini.
Tak pernah habisnya waktu.
kamu, Lagi-lagi terus menjadi lagi.
Sampai kau pulang dan tak pergi lagi.
Tetap aku akan mnjadi lagi, dan lagi-lagi akan tetap disini.

Musim Ketika Kau Ada

Juli mulai berakhir.
Agustus menghampiri.
berganti lagi musim, aku pastikan tak secerah disaat Maret, April dan Mei yg kau penuhi.
Agustus akan menjadi sendiri.
September mendekat.
meninggalkan sisa-sisa jejak senyum mu yang memenuhi Maret.
#hope w'll meet again

Kamis, 07 November 2013

20122013

tahun ini aku hanya minta sebuah lukisan, tidak lagi rengekan hadiah dufan seperti tahun lalu.
hanya sebuah lukisan, lukisan tanganmu yang belum sempat kau kirimkan untukku.
#20122013

Minggu, 02 Juni 2013

161112



16-11-2012
00.21 WITA
Entah sudah keberapa kalinya, Fee melihat kearah ponsel hitam flipnya, dia membuka, menutup, kembali membuka dan menutupnya lagi. mata dan pikirannya benar-benar merawang, resah dan diam. Helaan nafas panjang tanpa sadar terus ia hembuskan, ia tahu, ia merindukan seseorang nun jauh disana, melewati lautan, pulau, waktu dan batas.
“aku tau, aku tak bisa melakukan apapun”
Terbayang, masih ada sisa 13 hari lagi yang harus ia lalui di pulau NTT dan NTB untuk tugas pemerintahannya. Muncul rasa muak dan lelah yang tiba-tiba hadir memenuhi benaknya, tak pernah ia sadari sebelumnya bahwa sebulan bukanlah waktu yang singkat untuk meninggalkan seluruh cintanya di kota Jakarta. Kota yang tanpa sangka saat ini sangat ia rindukan kebisingannya. Terbayang wajah lelaki yang selama 2 bulan terakhir memenuhi hari dan hati dirinya.
“belum ada SMS dari Dee”
Pesan yang masuk di kartu simpatinya dari lelaki yang telah sebulan ini menjadi kekasihnya terakhir pada pukul 10.41 WIB, mengungkapkan betapa ia merindu. 2 SMS telah Fee kirimkan untuk mengetahui sedang apa dan dimana seseorang yang pada awalnya ia kenal melalui media sosial itu, tetapi belum ada satu jawabanpun yang masuk ke ponselnya.
Fee memutuskan bangkit dari ranjang putihnya dan meninggalkan netbook yang masih tetap menyala untuk keluar mengambil secangkir kopi di pantry hotel, menyusuri lorong dan kamar-kamar yang sunyi, semilir angin membelai lembut tubuhnya yang hanya mengenakan kaus terusan cokelat dan memakai kaus kaki hijau.
Ia selalu merasa ragu, dan kembali merasa yakin disaat semuanya berjalan lancar dengan Deon, dan akan terus ragu jika keadaan memburuk, bertengkar dan berakhir acuh. Meskipun akan kembali baik dengan sejuta rindu untuknya.